TERJADINYA KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT

TERJADINYA KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
IAD IBD ISD








Dosen pengampuh
Drs.Tasmuji,M.Ag
Disusun oleh
IMAM HANAFI
E03214006

PRODI TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2014

KATA PENGANTAR

             Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan maunahnya sehingga penyusun mampu menyelasaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam semoga tetap  tercurahkan kepada baginda rasulullah SAW yang telah merevolusi dunia dan mengankis manusia dari alam yang jauh dari nur ilahiyah menuju alam yang penuh dengan rahmatnya.
Masyarakat sosial memang butuh yang namanya interaksi satu sama yang lainya karena akibat interaksi tersebut manusia bisa bersosialisasi satu sama yang lain,tapi di samping interaksi tersebut terkadang bayak konflik yang di timbulkan dari interaksi sosial itu oleh karena itu saya berupaya menerangkan  TERJADINYA KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT,sepatah kata yang ingin disampaikan oleh penyusun bahwa makalah yang telah di susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Karenanya kami sangat butuh bimbingan yang lebih konstruktif dari semua pihak terutama kepada dosen pengampuhmata kuliah IAD IBD ISD “Drs.Tasmuji,M.Ag”
banyak hal yang harus disempurnakan dalam penulisan ini, baik dari sisi susunan kata, refrensi dan metode penulisannya. Karena hanya inilah yang bisa dipersembahkan oleh penyusun. Penyusun hanyalah manusia biasa yang tak pernah lepas dari salah dan lupa. Maka dengan itulah, kami sangat butuh pada sesuatu yang bisa menyempurnakan. Tiadagading yang tak retak, dan tiada manusia yang tak punya salah.

Surabaya, 24 November 2014

                                                                                                                        Penyusun

Imam Hanafi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I                         PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah…………………………………………….. 1
B.     Rumusan masalah ………………………………………………….. 1
C.     Tujuan masalah …………………………………………………….. 1
BAB II            PEMBAHASAN
A.    Pengertian konflik sosial………………………………………………2
B.   Faktor penyebab konflik sosial…………………………………..……3
C.     Metode Penyelesaian konflik sosial……………………………....…..5.
D.    Akibat konflik sosial…………………………………………….....….6
BAB III          KESIMPULAN ………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. ………………..9



 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misal kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu sampai kepada lingkup yang luas.
Tipe konflik ini timbul dari proses-proses yang tidak rasional dan emosional dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Upaya untuk memecahkan konflik selalu timbul selama berlangsungnya kehidupan suatu kelompok, namun terdapat perbedaan-perbedaan di dalam sifat dan intensitas konflik pada berbagai tahap perkembangan kelompok.
Usaha-usaha untuk menghindari perbedaan-perbedaan dan untuk memendam konflik-konflik, tidak pernah berhasil dalam waktu yang lama. Kesatupaduan di dalam perbedaan-perbedaan merupakan suatu nilai yang menghargai perbedaan, yang menggunakan perbedaan-perbedaan tersebut untuk memperkuat kelompok.
B.     Rumusan Masalah
Sesuai dengan adanya latar belakang di atas maka dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut
1.      Apa definisi dari konflik sosial ?
2.      Apa saja penyebab konflik sosial dan bagaimana cara meneyelesaikannya ?
3.      Bagaimanakah dampak dari konflik sosial itu?

C.     Tujuan Masalah
1.      Menjelaskan tetntang definisi konflik sosial secara definitive.
2.      Menjabarkan beberapa penyebab konflik dan metode penyelesaiannya.
3.      Memberikan gambaran tetntang akibat dari konflik sosial.



                                                              BAB II    
PEMBAHASAN
A.      Pengertian konflik sosial
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Beberapa tokoh banyak pendapat tentang definisi konflik sosial. Diantaranya adalah sebagai berikut
  1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
  2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
  3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
  4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
  5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
  6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
  7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
  8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
  9. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
  10. Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)
B.   Faktor penyebab konflik sosial
1.      Perbedaan individu
Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2.      Perbedaan latar belakang kebudayaan
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
3.      Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
4.      Perubahan-perubahan nilai
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.
Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya.
Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industry.








C.    Metode Penyelesaian konflik sosial

Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1.       Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2.      Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3.      Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4.       Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5.       Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
6.      Tidak ekspresif
Bertindak ekspresif ketika ada sesuatu yang berbeda dengan kita, kadang, menimbulkan terjadinya konflik antarsuku di Indonesia. Sebetulnya, jika kita sudah mengenal, hal ini tdak akan terjadi. Oleh karena itu, ketika mereka bertindak atau bertingkah laku tidak sama dengan kita, bahkan jauh berbeda, kita tidak kaget lagi.


D.   Akibat konflik sosial
Apa yang ada di benakmu ketika mendengar kata ‘akibat konflik’? Selama ini dalam pola pikir masyarakat kita telah tertanam kuat bahwa konflik melahirkan dampak negatif yang berupa kerusakan, keresahan, dan kesengsaraan. Padahal pemikiran tersebut tidak selamanya benar. Ada beberapa konflik yang justru melahirkan dampak positif.
Tahukah kamu jika konflik tidak selamanya berakibat negatif? Perhatikan pembahasan berikut ini, yang nantinya akan membawamu menjadi lebih memahami beberapa sisi positif dari konflik dan tentunya sisi negatif dari konflik itu sendiri.

1. Sisi Positif Terjadinya KonflikBeberapa sisi positif terjadinya konflik di masyarakat antara lain sebagai berikut.

a. Bertambah kuatnya rasa solidaritas sesama anggota kelompok. Hal ini biasanya terjadi pada konflik antarkelompok, di mana anggota masing-masing kelompok karena merasa mempunyai identitas yang sama bersatu menghadapi ancaman yang datang dari luar kelompoknya.
b. Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas untuk ditelaah. Contohnya, dalam menetapkan suatu rancangan undang-undang (RUU) menjadi sebuah undang-undang yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) dengan persetujuan presiden. Dalam hal ini perlu dilakukan telaah terlebih dahulu terhadap rancangan undang-undang tersebut dalam sidang di DPR.
Dalam penelaahan itu tentunya terjadi perbedaan pendapat atau pandangan yang nantinya berguna untuk lebih memperjelas dan mempertajam kesimpulan yang dapat memperkuat undang-undang tersebut.
c. Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok. Terjadinya konflik dapat menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat terhadap norma dan nilai sosial, serta hubungan sosial tentang perlunya diterapkan beberapa aturan yang cenderung dapat membawa ke arah yang lebih baik.
d. Merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan antarkelompok.
e. Dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma yang baru.
f. Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.
g. Memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan yang seimbang.
2. Sisi Negatif Terjadinya Konflik
Beberapa sisi negatif terjadinya konflik dalam masyarakat antara lain sebagai berikut.
a. Hancurnya atau retaknya kesatuan kelompok. Hal ini biasanya muncul apabila terjadi konflik di antara anggota kelompok yang sama.
b. Adanya perubahan kepribadian pada diri individu.
c. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
d. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.


















BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut


Yang namanya bermasyarakat pasti aka nada yang namanya konfik karena ketidak samaan pemikiran individualism yang satu dengan indivvidualisme yang lain,tapi dari ketidak samaan tersebut passti ada penyebabya.
Konflik atau perselisihan maupn gesekan antara komunitas, suku, dan yang lainya, sebenarnya dapat dihindari jika kita semua sebagai warga negara yang baik mau ikut menjaga ketertiban dan keamanan negara kita dan menghindari yang namanya perpecahan, perang saudara.















DAFTAR PUSTAKA


Wahid, Din. “penyebab konflik”. Nina M.Armando (et.al.). sosiologi dasar Vol. III. Jakarta: Ichtiar baru Van Hoeve, 2005.
MKD, IAD,IBD,ISD. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011.
Ibid., 285.
Yusuf, Din. “ilmu sosial”. Nina M.Armando (et.al.). konflik sosial, Vol. III. Semarang: Ichtiar baru Van Hoeve, 2001.
www.id.pengertian_sosiologi.ac.id







Tag : makalah
0 Mayu kana' jhek rasarah jhek kun becah malolo tang blog rea mara komentari blog rea se ajudul "TERJADINYA KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT"

Back To Top